dikit-dikit nyanyi

Siapa yang suka menyanyi? Atau siapa yang suka mendengarkan musik? Mungkin ada banyak orang akan menjawab “saya”. Kegiatan tersebut menurut sebagian besar orang bagaikan garam dalam masakan.

Banyak orang mengatakan dengan mendengarkan musik atau bernyanyi akan menjadikan hati sedih menjadi terhibur. Namun maukah kalian, wahai saudari saudaraku, melihat apa yang Allah Ta’ala dan Rasulullah shallallahu’alahi wa sallam perbuat terhadapnya?

Jika memang kita mengaku sebagai hamba Allah serta pengikut Rasulullah yang setia, hendaknya kita memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh.

Dibalik Merdunya Nyanyian dan Musik

Mungkin ada diantara kita yang pernah mendengar bahwa islam melarang adanya musik dan gambar. Padahal telah kita ketahui bahwa sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya pasti memiliki banyak keburukan bagi manusia.

Allah berfirman dalam QS. Luqman ayat 6, yang artinya : “Dan di anatara manusia ada yang mempergunakan perkataan (suara) yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan”

Sebenarnya mengapa Allah dan Rasul-Nya membenci musik dan nyanyian? Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan beberapa di antara bahayanya yaitu :

Musik bagi jiwa seperti arak karena banyak orang yang melakukan berbagai kekejian seperti zina dan penganiyaan dikarenakan mabuknya musik dan penyanyi yang membawakan Al-Fadhil bin’Iyadh berkata, “Nyanyian adalah tangga menuju zina.”

Musik dapat menyebabkan pecandunya lebih mencintai penyanyi atau pemain musik lebih daripada cintanya kepada Allah sehingga cintanya tesebut dapat menjatuhkannya ke dalam kesyirikan tanpa dia sadari.

Musik banyak melalaikan manusia dari ketaatan kepada Allah. Berapa banyak orang yang lebih menyukai mendengar musik daripada mendengarkan Al-Qur’an? Berapa banyak orang yang melalaikan sholat karena hatinya tertambat pada lagu atau musik.

Banyak Sekarang ini Dikit-dikit Nyanyi

Dzikir dinyanyiin

Shalawat dinyanyiin

Sedikit sedikit nyanyi, sedikit-sedikit nyanyi….do’a juga dinyanyiin.

Saudaraku..

Tahu gak sih kamu….

Kalau beribadah dengan menyanyi-nyanyi itu adalah cirri khasnya kaum Nashrani..

Tertulis dalam kitab mereka : “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-muridnya ke Bukit Zaitun.” (Injil,surat Matius 26:30)

Bernyanyi dan bersoraklah bagi Allah dengan segenap hati”. (Injil, srat Efesus 5:19)

Padahal Nabi shallallhu’alaihi wa sallam bersabda :” Siapa saja yang meyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka.” (HR. Abu Daud. Shahih)

Sekarang ini juga banyak membaca Al-Qur’an dengan suara medayu dayu seperti nyanyian hingga orang lalai dari tadabbur dan pesan yang terkandung karena larut dalam suara sang Qori serta langgam atau nada yang dinyanyikan…

Rasulullah shallallhu’alahi wa sallam bersabda : “ Aku mengkhawatir atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Al-Qur’an sebagai seruling-seruling (music), dan banyaknya algojo (islam zalim) [shahihul Jami’, 216)

Nyanyian yang Diperbolehkan

Namun benarkah, dalam islam semua bentuk nyanyian terlarang? Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa nyanyian tanpa musik yang diperbolehkan dalam islam, yaitu :

  • Nyanyian di hari raya yang dilakukan oleh wanita, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan  oleh ‘Aisyah radhiyallahu’anha. “Rasulullah masuk menemui ‘Aisyah. Di dekatnya ada sua anak perempuan yang sedang memainkan rebana. Lalu Abu Bakar membentak mereka, maka Rasulullah bersabda :biarkanlah mereka, karena setiap kaum mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah hari ini. (HR. Bukhari)
  • Nyanyian yang diiringi terbang (rebana) pada waktu pernikahan dengan maksud memeriahkan atau mengumumkan akad nikah dan mendorong orang untuk menikah tanpa berisi pujian akan kecantikan seseoang atau pelanggaran terhadap syari’at. Namun nyanyian ini di nyanyikan oleh wanita dan diperdengarkan dikalangan wanita pula.
  • Nyayian pada waktu kerja yang mendorong untuk giat dan rajin bekerja terutama bilaa mengandung do’a atau nyanyian yang berisi tauhid atau cinta kepada Rasulullah yang menyebut akhlaknya atau berisi ajakan jihad, memperbaiki budi pekerti, mengajak persatuan, tolong menolong sesame umat atau menyebut dasar-dasar islam.
  • Adapun terbang (rebana) hanya boleh dimainkan pada waktu hari raya serta pernikahan dan tidak boleh dipakai ketika berdzikir seperti yang biasa dilakukan oleh kaum sufi, karena Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah melakukannya.

Demikianlah bagaimana agama yang hanif (lurus) ini telah menggariskan yang terbaik bagi manusia. Hanya orang-orang yang beriman yang akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan bersegera dan penuh keikhlasan. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Allahu Ta’ala a’lam

(Visited 16 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *