Manajemen sediaan farmasi dalam sistem pelayanan kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, ini bertujuan untuk meminimalisir biaya dan memaksimalkan tingkat layanan kepada masyarakat.
Oleh karena itu apoteker harus senantiasa mempertimbangkan berbagai karakteristik asilitas kesehatan tersebut, baik pada keadaan normal atau dalam keadaan krisis kesehatan.
Apotik merupakan fasilitas kesehatan strategis sebagai mitra dari tenaga medis atau fasilitas kesehatan yang lain untuk disiapkan obat di tempat tersebut.
Maka diperlukannya kerjasama antara apoteker di apotik dengan tenaga kesehatan lain yang ada di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain terutama di masa krisis kesehatan.
Jika kerjasama yang baik terjalin antara pihak apoteker dan ahli kesehatan lainnya makan akan mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan pengelolaan produk kesehatan secara optimal yang menjadi tantangan utama ketika krisis kesehatan terjadi, contohnya saat pandemi.
Semua apotik dan para pimpinan rantai pasokan harus memiliki strategi untuk mengatasi kekurangan dan memastikan pasokan yang cukup untuk semua obat yang digunakan, terutama yang digunakan untuk pengobatan seumur hidup oleh pasien.
Tanggung jawab lain dari apoteker di apotik adalah memberikan pelayanan farmasi klinik sebagaimana disebutkan dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotik.
Melalui pelayanan farmasi klinik, apoteker di apotik harus menjamin keberhasilan terapi pasien dengan peran yang dimiliki seperti pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi, penyimpanan dan pasokan obat yang memadai, perawatan pasien dan dukungan untuk tenaga kesehatan.
Tanggung jawab penting apoteker yang tidak bisa didelegasikan kepada siapapun selain apoteker adalah memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien.
Data penelitian menunjukkan beberapa informasi yang diberikan oleh apoteker kepada pasien, paling sering adalah informasi terkait cara penggunaan obat yaitu sebesar 83% respon menjawab selalu. Berikutnya adalah informasi terkait pentingnya kapatuhan dalam menggunakan obat sebanyak 71,9%.
Peran apoteker saat ini sudah sangat berkembang dari penyedia obat menjadi penyedia layanan dan informasi kepada pasien dengan berpartisipasi secara aktif dalam proses pengobatan.
Berikutnya tugas apoteker adalah memastikan bahwa terapi obat pasien diinsikasikan dengan tepat, tersedia paling efektif, paling aman, dan nyaman bagi pasien. Dengan demikian sebenarnya banyak peran dari apoteker pada aspek pelayanan farmasi klinik yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan keberhasilan terapi.
Peran apoteker di apotik ada di garis paling depan untuk meningkatkan kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah terkait pengobatan, dan terlibat dalam keputusan untuk menentukan obat.
Pemberitahuan atau informasi yang diberikan oleh apoteker dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait penyakit dan pengobatannya, yang berpengaruh pada outcome terapi bagi pasien, peran inilah yang tidak bisa digantikan oleh tenaga lainnya.
Info lengkap lainnya terkait masalah ahli farmasi dan layanan kesehatan masyarakat bisa Anda temukan di web resmi pafilahat.org, PAFI sebagai tomggak penting dalam sejarah dan masa depan farmasi Indonesia.
PAFI terus berkomitmen untuk meningkatkan standar profesi dan pelayanan farmasi di tanah air melalui berbagai kegiatan dan inisiatif. Bukan hanya tempat berkumpul tetapi sebagai organisasi para ahli farmasi untuk memperdalam pengetahuan mereka, jangan lupa klik pafilahat.org untuk dapat bergabung dan mendapatkan info lengkap tentang ahli farmasi.